Kamis, 07 Mei 2009

Kompetisi Brouser

Belakangan ini berbagai perusahaan penyedia perangkat lunak browser semakin bernafsu menjejali pengguna internet dengan browser semakin bernafsu buatan mereka. Sebagian ada yang menawarkan browser versi final yang digunakan sebagian lagi menawarkan browser yang masih dalam tahap pengujian publik (public testing). Mereka berlomba menjadi penguasa pasar browser yang merupakan ‘jendela menuju dunia maya’.
Paling mutakhir, minggu lalu perusahaan perangkat lunak yang berbasis di Norwegia, Opera Software ASA, mengaku telah menguji browser Opera 10.0 Alpha Build 13.55. pihak Opera merasa belum puas dengan kinerja Opera versi 9.64, yang belum lama dilempar kepasar. Hampir bersamaan dengan pengumuman versi alfa Opera, persis satu hari sebelumnya Mozilla juga merilis versi beta ke-3 dari browser miliknya, Firefok 3.1.
Kompetisi perebutan pasar pengguna browser memang terbilang cukup ketat. Perusahaan-perusahaan yang sebelumnya tidak memiliki fokus bisnis penyediaan browser juga ikut-ikutan nimbrung.
Google, misalnya, perusahaan yang dikenal sebagai mesin pencari situs itu mengiming-imingi pengguna internet dengan browser besutannya, Google Chrome. Sekitar dua minggu lalu google bahkan semakin serius menggarap potensi pasar Chrome dengan melakukan pengembangan Chrome menuju persi 2.
Ketatnya persaingan itu jelas menguntungkan konsumen, terutama dalam hal meningkatkan fitur browser. Sebagai contoh, sebelumnya kita tidak mengenal fitur tabbed browser, kecuali setelah Opera melaju pada 2005. Fitur tersebut memudahkan kita menjelajahi dunia maya dengan nyaman dan praktis.
Para penyedia browser juga semakin meningkatkan keamanan browser dengan menerapkan teknologi anti-phishing (antipencurian password) dan anti-spyware (anti mata-mata). Yang lebih menguntungkan lagi, hampir semua perangkat lunak tersebut tidak berbayar. Bahkan Opera yang sebelumnya mewajibkan pengguna membayar sejumlah biaya untuk menggunakan perangkat lunaknya kemudian memutuskan berubah haluan menjadi freeware.
Menurut catatan lembaga riset NetApplications, hingga akhir Februari lalu internet Explorer masih memimpin pasar dengan 67,44% pengguna internet yang berhasil dirangkulnya. Menguntit diposisi kedua adalah Firefox yang sukses menarik minat 21,77% pengguna diikuti Safari 8,02%, Chrome 1,15%, Opera 0,71%, NetScape 0,66% sedangkan 0,23% sisa pasar menjadi rebutan browser lainnya.
Salah satu alasan utama mengapa Internet Explorer masih memimpin pasar browser dan lebih populer adalah karena ia hadir secara bundling dengan sistem operasi milik Microsoft, Windows. Sementara itu, browser lainnya tidak memiliki sistem operasi kecuali Apple.
Tidak hanya google, pesaing ketat perusahaan perangkat lunak Microsof, Apple Inc juga mengekor dengan peluncuran browser yan kompatibel dengan komputer berbasis Windows. Apple menerobos pasar browser dengan merilis Safari 3.2.2 untuk windows. Akhir Februari lalu, Apple bahkan kembali meluncurkan browser terbarunya yang masih dalam tahap pengujian, yaitu Safari 4 Public Beta Build 5528.16.
Sebagai penyandang gelar perusahaan perangkat lunak terbesar didunia, microsoft tidak tinggal diam menonton ‘pemberontakan’ para pesaingnya itu. Perusahaan milik Bill Gates orang terkaya di dunia itu langsung menawarkan publik amunisi terbaru mereka, yakni Internet Explorer 8 release candidate (RC).
Sejak internet ditemukan pertama kali oleh Tim Berners-Lee pada awal 1990-an, pertempuran meraih pangsa pasar browser memang terus dilakulan perusahaan penyedia perangkat lunak. Ketika itu para pengamat menyebutnya sebagai ‘perang dunia browser pertama’ yakni antara Mosaic (cikal bahkan Internet Exsplorer) dan Netscape Navigator.
Kini, pemain ‘perang dunia browser jilid 2’ semakin banyak, antara lain Internet Exsplorer, Firefox, Opera, Avant, Safari, Flock, Maxthon, Chrome, Sea, Monkey, dan sebagainya. Dengan safarinya alias diunduh secara terpisah. Alhasil, browser lain harus berjuang ‘mengucurkan keringat’ lebih banyak ketimbang Internet Explorer.
Jika dilihat dari sisi pengembangan teknologi, para penyedia browser tidak hanya fokus terhadap lingkungan JavaScript. Mereka juga terus mengembangkan standar teknologi web lain, seperti CSS, frames, XHTML, Xforms dan sebagainya. Dalam versi beta Safari terbarunya, Apple bahkan mengembangkan teknologi terbaru bernama Nitro Engine yang diklaim bisa mempercepat pengolahan JavaScript hingga tiga kali lipat dari browser lainnya.
Tidak hanya soal kecepatan, fitur-fitur lain juga turut dikembangkan. Flock, misalnya, browser yang juga didukung Mozilla itu menyediakan fitur people pada salah satu bagian tampilannya. People ditujukan bagi mereka yang ingin selalu daring pada salah satu layanan situs sosial dan e-mail semacam Facebook, MySpace ataupun yahoo. Fitur tersebut belum dimiliki browser lain, bahkan oleh sang penguasa pasar, Internet Explorer.
Sementara itu, fitur menarik lain yang kini telah ada hampir disetiap browser adalah open/restore last session, password managing dan sebagainya. Jadi, pilih browser mana?

Sumber: media indonesia

Tidak ada komentar: